Senin, 19 Maret 2012

BBM (Mau) Naik Loo...

BBM naik, demonstrasi dimana-mana. Pro kontra ada saja, yang mendukung bilang ini menyesuaikan dengan harga minyak dunia, demi menyelamatkan APBN kita yang bisa tekor kalo terus-terusan subsidi. Yang kontra bilang ini harusnya gg boleh naik, nyengsarakan rakyat! gg pro rakyat! dan bla bla bla...

Nyadar gg si energi kita habis untuk berdebat, televisi sibuk menghadirkan tayangan yang seolah "mengadu domba" antara yang pro dan yang kontra. Yang pesimis mungkin bilang "ahh, pemerintah gg becus kelola negara, sekali lagi menyengsarakan rakyat". Yang moderat bilang "teriak gg teriak gg bakal didenger, jadi nurut aja lah kita bisa apa emang?", yang optimis bilang "mungkin susah diawal tapi ini demi kehidupan bernegara yang lebih baik".

Kalo lihat penjelasan yang pro dan yang kontra, keduanya sama-sama ingin menyelamatkan negara kan? mulia juga kan niat mereka?
Kalo lihat penjelasan yang pro dan yang kontra, keduanya kelihatan sama kuat, sama-sama rasional, jadilah kalo debat gg habis-habis. Tapi buat apa habis energi buat debat? yang keseringan nonton jadi pesimis "ahh pasti hidup makin susah".

Jadi ini pandangan saya : Bangsa ini jangan sampai habis energinya untuk berdebat, yang kontra punya niat mulia, BBM naik rakyat susah! kenapa gg hemat aja anggaran birokrasi untuk penghematan? ini juga saran bagus. Yang Pro punya niat mulia juga, APBN bisa jebol kalo terus-terusan subsidi, lagian yang pake mobil, yang sepeda motornya 4 dirumah (harusnya golongan mampu ya yang gini ini) itu juga kena subsidi. padahal rakyat miskin "sejati" itu tinggal di desa-desa, ngontel ato jalan kaki gg pake minum BBM. Lebih baik uang subsidi untuk bangun infrastruktur dan bla bla bla bla...

Dua retorika ini baik kalo kita ambil jalan tengah, tapi fakta yang kita hadapi "kalo BBM naik terus, masa mau protes terus?" Padahal logika ekonominya kalo barang menipis sementara permintaan banyak, harga naik. Nah BBM kan pasti habis, entah sekarang, besok ato kapan-kapan.

Dan daripada energi habis untuk berdebat, alih saja ke energi terbarukan. Berat memang, tapi itu kalo gg ada will ato tekad kita. Cuma butuh tekad? Ia itu saja menurut saya. Apa sih kita yang gg punya, sumber energi terbaharukan melimpah, orang kita banyak yang ahli, dan terlebih kita punya Menteri BUMN yang sangat optimis seperti Pak Dahlan yang berjanji mendorong penggunaan energi alternatif. :)

Kita pernah melakukan langkah besar itu, dulu konversi minyak tanah ke LPG juga banyak yang menentang, tapi ternyata itu sukses besar. Sekarang mitan harganya jauh melebihi bensin, tapi Ibu rumah tangga bisa cuek sekarang, karena sudah pake Gas.
Contohlah kesuksesan ini, bahwa kita bisa !
          
Catatan, kita harusnya membangun optimisme, jangan menambah jumlah orang yang pesimis dengan nasib bangsanya. Tidak bisa selalu kita menentang dan menimbulkan sikap pesimis. Toh membangkitkan optimisme tidak selalu sama dengan pro pemerintah loo.
                             
well, so far anda bisa setuju dan tidak dengan pandangan saya atau bahkan punya pandangan baru. Silahkan memilih, mau berdebat panjang ato berpikir panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar