Senin, 04 Juni 2012

Opini

Oke, ini saya cuplik dari salah satu portal berita Online. Bahwa menggelitik sekali Indonesia dianggap sebagai negara yang intoleran terhadap kerukunan beragama pada suatu sidang di PBB di Jenewa, Swiss. Kalian juga pasti sudah pernah denger beritanya kan?


It's so stupid. Konyol sekali kalau kita dikatakan sebagai bangsa yg tidak menghargai kebebasan beragama, justru saya pandang Indonesia adalah negara yang sangat mencintai keberagaman, tergambarkan itu dari semboyan kita yang "Bhineka Tunggal Ika". Termasuk dalam beragamapun terdapat keberagaman agama di Indonesia, bahkan Pancasila ayat pertama secara tidak langsung mewajibkan kita untuk "berTuhan", tanpa mempersoalkan apapun agamanya. Kita lebih baik dari Prancis yang melarang kerudung atau Swiss yang melarang menara masjid. 



Di rumah tetangga sebelah kiri saya orang Flores, tetangga depan rumah saya orang Manado. Beliau-beliau tentu saja non muslim. Tapi kami akur-akur saja tuh. Setiap Lebaran pun mereka ikut bersilaturahmi dari rumah ke rumah. Bagian mana yang Intoleran? Warna kulitpun tidak masalah di Indonesia, orang Papua (maaf) yang kulitnya gelap apa pernah terdengar mengeluh dilecehkan karena berkulit gelap? Berbanding terbalik dengan negara barat dimana mereka masih berjuang melawan rasisme.



Ada kasus GKI Yasmin? Ijin Gereja yang sulit? Masalahnya bukan melarang beribadah tapi ijin pendirian Gereja yang agak sulit didapat. Di Papua bikin masjid juga susah tuh, di Kupang bikin masjid juga susah. Apa heboh diberitakan seperti itu?


Ada kasus Ahmadiyah? Masalahnya adalah Ahmadiyah itu bukan Islam, tapi membawa-bawa stempel Islam. Apa bisa dikatakan muslim kalau tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir? Ahmadiyah jangan ngaku Islam kalau begitu, bikin saja agama baru maka umat Islam tidak akan merasa tersinggung.


Ada kasus Irshad Manji? Dengan melarang diskusi terbuka yang jelas-jelas substansinya sesat apa berarti kita bangsa kolot dan tertutup? Irshad Manji yang katanya tokoh "feminisme", yang ternyata adalah aktivis yang memperjuangkan hubungan sesama jenis (*koreksi saya kalo salah), salah kalo kita larang? Heran ya orang-orang lebih suka protes kalo katanya kita dianggap bangsa yang menuju ke arah liberalisme, sekuler atau apalah, tapi diam kalau ada isu yang jelas-jelas mengancam pancasila dan moral. Pun begitu dengan konser Lady Gaga kemarin, kenapa harus ribut kalau si Lady, Gaga'L' konser. Meskipun masalah Lady Gaga dikatakan merusak moral mungkin itu masih debateble. Tapi kegandrungan sebagian pemuda kita akan "icon" asing akhir-akhir ini memang sudah mengkhawatirkan, condong kearah meniru secara membabi buta prilaku dan pemikirannya, yang belum tentu sesuai dengan nilai di masyarakat kita.


The last, Pemerintah itu mau salah atau benar tetap akan disalahkan. Begitu kecendrungannya sekarang. Keran Demokrasi di buka sekencang-kencangnya mengakibatkan ruang kritik terbuka lebar, seperti yang sering dipertontonkan di acara-acara berita TV. Tapi tidak semua kritik & opini perlu didengar, pilah saja yang konstruktif sisanya anggap cuma bikin ribut saja.
Source : Inspirasinya dari sini Gan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar