Kita terlalu sering memberi toleransi pada hal-hal sepele yang sebenarnya salah. Tapi sekali lagi karena kita anggap itu "sepele" maka kita cenderung memberi pembenaran pada hal yang "seharusnya" salah tersebut.
Contoh PERTAMA : Pernah gg si kita buang bungkus plastik sembarangan, misalkan bungkus permen nih. Karena kita anggap itu "cuma permen" maka setelah mengunyah permennya seenaknya kita membuang bungkusnya. Mungkin kita berpikir "Kan cuma bungkus permen". Tapi guys, it's not about that candy. In fact it's more about your attitude.
Oke lah bungkus permen memang kecil dan seringkali kita anggap sepele. Tapi ITU TETEP AJA SAMPAH.
Sering liat gg kondisi kali di Jakarta atau kebanyakan kota di Indonesia, dari stasiun televisi deh minimal, itu kali udah pada kayak tong sampah. Coba bandingkan sama kalau kita lihat kondisi kali atau sungai di negara2 maju. Meskipun melalui tengah kota kondisinya bersih banget. Kenapa bisa gitu? menurut saya selain karena budaya "buanglah sampah pada tempatnya" oleh mereka yang emang udah kuat banget selain itu juga mereka menjadikan sungai lebih sebagai sebagai "Front Garden" bukan sebagai halaman belakang rumah. You know what I mean? kondisi di Negara kita biasanya menjadikan sungai sebagai halaman belakang rumah (kalau ada rumah di dekat sungai umumnya akan membelakangi sungai), akibatnya ya buang sampah, buang hajat (maaf), MCK di sungai juga. Tapi di luar negeri sungai-sungai dijaga kebersihannya, dibangun taman-taman yang bagus dipingirannya bahkan katanya rumah menghadap sungai itu mahal harganya.
Ok intinya apa? JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN, sekecil apapun itu.
Contoh KEDUA : Merokok sembarangan, untuk anda para perokok pasti anda sering merokok sembarangan kan? Saya bilang "sembarangan" karena anda terbiasa merokok ditempat manapun yang anda suka. Di ruang terbuka publik, kendaraan umum, terminal, kampus atau dimanapun anda kebetulan sedang berada. Parahnya lagi ketika disamping anda ada orang lain yang jadi perokok pasif gara-gara anda. Saya yakin bahwa sebagian besar perokok itu pasti tau tentang fakta ilmiah yang mengatakan bahwa perokok pasif lebih berbahaya dari perokok aktif, tapi sebagian besar perokok terlihat apatis pada fakta ilmiah ini. Dan anda yang bukan perokok, umumnya kita (saya sebut "kita" karena saya juga bukan perokok) akan mentolerir tindakan tersebut dan mengabaikan fakta bahwa KITA SEDANG DIRACUNI. Mungkin para perokok akan bilang "kamu bukan perokok sih makanya enak bikin teori gini!", maka jawablah "kan juga bukan salah saya anda jadi perokok!".
Ok intinya apa? JANGAN MEROKOK SEMBARANGAN, karena anda sedang membakar uang, menghirup zat2 beracun sambil meracuni orang lain.
Contoh KETIGA : Pengendara roda dua melintasi trotoar dengan alasan menghindari macet. See? perhatikan kalimat yang sengaja saya garis miring, "dengan alasan". Ini kalimat pembenaran, untuk tindakan yang seharusnya tidak dibenarkan.
Well, untuk yang satu ini mungkin penulis juga harus instropeksi diri karena pernah melakukannya. Tapi tulisan ini adalah renungan untuk kita semua kan.
Semacet apapun tetap saja tidak ada aturannya "Kalau macet silahkan lewat trotoar". Ada rambu seperti itu? kalau ada tunjukan pada saya. Sadar gg si dengan melewati trotoar anda sedang membahayakan keselamatan pejalan kaki selain juga melanggar aturan. Berikut video seorang Ibu yang dengan gagah berani mengusir pengendara roda dua yang melintas di trotoar.
Masih ingat juga kan sama kasus heboh kecelakaan maut gara-gara nyelonong ke trotoar yang rame di TV itu. Masa gg ingat si?
Itu lo kasus Afriy*ni si Xen*a Maut (Meskipun katanya dalam kondisi fly emang si supir) Hehe..
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kesimpulan dari semuanya, jangan bisanya nyalahin pemerintah aja tapi kitanya gg pernah "Do Something". Hal diatas memang kecil tapi kemajuan suatu bangsa kan juga bisa dilihat dari karakter masyarakatnya. Misalkan kalau nonton liga Inggris kita pasti kagum karena gg ada kan lapangan yang di pager tinggi-tinggi kayak liga lokal kita, karena masyarakatnya sudah bisa bersikap dewasa dan menyikapi sesuatu dengan dewasa pula.
Sebut saya idealis, sok tau, kapitalis, gg cinta Indonesia lah atau apa karena (maaf) membanding-bandingkan kondisi kita dengan Negara lain. Tapi ggpp dong kita mencontoh pada yang sudah baik?
Mau contoh KEEMPAT, KELIMA DAN SETERUSNYA? temukan hal itu pada dirimu sendiri :)
The last, Kebaikan kecil yang terakumulasi terus menerus akan menjadi sebuah perubahan besar suatu saat. Trust me :)
Mau contoh KEEMPAT, KELIMA DAN SETERUSNYA? temukan hal itu pada dirimu sendiri :)
The last, Kebaikan kecil yang terakumulasi terus menerus akan menjadi sebuah perubahan besar suatu saat. Trust me :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar