"Mbak kopinya satu lagi deh", sembari memberi isyarat dengan telunjuknya pada pelayan cafe.
Di mejanya terdapat sebuah laptop dan asbak lengkap dengan puluhan puntung rokok berserakan yang sangat menggangguku.
"Kamu udah berapa hari gg tidur?, istirahatlah dulu kesehatanmu itu lebih penting dari kerjaanmu ini" ujarku.
"Ahh sudahlah, justru kerjaan ini bagian hidupku" bantahnya sambil menyulut sepuntung rokok lagi.
"Hemm, harus aku hancurkan dengan apa keras kepalamu itu, Dik".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar