![]() |
old way to trip on java island |
Perjalanan ke Bandung kemarin harus kami tebus dengan lebih dari 20 jam perjalanan. Gg ada masalah sama waktu tempuhnya, yang bikin antusias itu dengan apa kami berempat menempuhnya. Yak, dengan kereta api. Kebetulan ada suatu kegiatan yang diadain di Bandung, dan karena dana yang kudu di press, maka pilihan yang paling logis supaya bisa hemat adalah menumpangi kereta api, dan supaya bs lebih hemat lagi, maka kereta api yang kami pilih adalah kelas ekonomi.
Dari Malang sebenarnya ada kereta yang langsung ke Bandung, KA Malabar. Tapi karena harga tiketnya yang sekitaran 120ribuan untuk kelas ekonomi saja masih dirasa terlalu mahal, maka jelas opsi naik Malabar dicoret. Akhirnya diputuskan naik KA Kahuripan, masalahnya KA ini startnya dari Kediri. Perjalanan ke Bandungpun dimulai dari Malang ke Kediri, dengan kereta api ekonomi yang kami tebus seharga Rp. 5.500,00. Perjalanan ke Kediri yang biasanya cukup 2 jam perjalanan dengan sepeda motor harus ditempuh selama 4 jam.
Tapi lamanya perjalanan ini justru merupakan suatu pengalaman, diatas kereta dari Malang-Kediri yang penuh sesak kami terpaksa berdiri selama hampir setengah perjalanan sebelum akhirnya mendapat tempat duduk. Rekan seperjalanan yang biasa naik kereta bilang ini biasa. Diatas rangkaian gerbong yang berjalan banyak orang yang menggantungkan hidupnya, pedagang asongan menjajakan dagangannya diatas kereta yang berjalan, menembus kerumunan penumpang yang berdiri berdesak-desakan dilorong gerbong. Berusaha melewati kerumunan sambil terus meneriakan dagangan mereka. Berbagai macam barang dijual diatas kereta, mulai dari aneka jajanan, minuman, koran, buku, souvenir, sampai pulsa elektrik. Ada pria-wanita, tua-muda, sampai sehat maupun cacat yang berusaha hidup dari gerbong-gerbong tua kereta ini.
Sampailah di Kediri, perjalanan selanjutnya dengan KA Kahuripan. Kereta berongkos Rp. 35rb ini menjadi persinggahan selama 15 jam menuju Bandung. Alhamdulillah di kereta ini kami mendapat nomor kursi. Lelap dikereta ketika terbangun sekitar pukul 24.00 ternyata kereta sudah penuh sesak, di lorong-lorong kereta berselonjoran penumpang yang tidak mendapat kursi, para pedagang asongan dikereta saya perhatikan sedari pagi selalu aktif menjajakan dagangannya, 24 jam!! tak peduli kereta sepi ataupun penuh sesak, tak perduli siang hari maupun dini hari ketika sebagian penumpang terlelap mereka tetap aktif berkeliling gerbong. Sedikit pelesetan (tanpa mksud melecehkan) kalau bisa diibaratkan mereka itu seperti pramugari, yah pramugarinya kereta api.
Bandungpun menyambut kami pukul 5 am. Perjalanan hampir 24 jam sekaligus pengalaman pertama saya naik kereta. Lelah badan rasanya tapi perasaan antusias mengikuti kegiatan rakernas dan juga menyusuri Kota Bandung memaksa saya untuk melupakannya. Dan akhirnya stasiun Kiaracondongpun menjadi start catatan saya selama di Bandung.
So, welcome in Paris Van Java
Tidak ada komentar:
Posting Komentar